We use affiliate links. If you purchase something using one of these links, we may receive compensation or commission.
Sadhana, ketika mulai membicarakannya, kita tidak sedang membicarakan mengenai aspek tertentu. Melainkan berbicara, tentang memanfaatkan setiap aspek kehidupan yang ada disekitar kita, yang akan menjadi kebiasaan berkelanjutan untuk hidup lebih baik.
Karena kodrat manusia memang demikian. Dia harus terus bergerak ke kemungkinan yang lebih baru dan seru. Sadhana adalah hal yang akan memfasilitasi proses tersebut. Setiap kegiatan yang ada di sekitar kita bisa disebut dengan sadhana. Cara Anda makan, cara duduk, cara berdiri, cara bernapas, cara mengatur tubuh, pikiran dan energi serta emosi – inilah sadhana. Ia tidak terikat pada aktivitas khusus, yang berarti menggunakan segala sesuatu disekitar sebagai alat untuk membantu kesejahteraan kita.
Sadhana meskipun memiliki arti jalan spiritual, yaitu keseluruhan amalan, ritual dan pertapaan yang dilakukan dengan keteraturan dan konsentrasi, dengan tujuan untuk meraih Moksa (pembebasan). Ini adalah tindakan pemurnian dan penguatan pikiran, yang mengarah pada realisasi diri.
Dalam tantra ditegaskan bahwa Dewa Siwa, dengan rahmatnya yang tak berujung, yang penuh kasih sayang terhadap semua makhluknya, yang sedang menderita di zaman kegelapan ini menyatakan, bahwa ada jalan untuk kebebasan spiritual, yaitu melalui jalan sadhana tantra.
Tantrisme memang bukanlah teori atau filosofi, yang sederhana bagi manusia, tetapi ia mampu untuk mengatur di atas segalanya, dalam sebuah sadhana sistematis, sebuah cara untuk mendisiplinkan, sesuai dengan temperamen, kemampuan dan tingkat evolusi dari sang murid, yang akan mempelajarinya. Kesempatan yang luar biasa untuk bereksperimen, dengan teknik luar biasa untuk evolusi spiritual, memperkenalkan dunia yantra, mantra, dan tantra.
Yantra, mantra dan tantra sendiri, secara simbolis mewakili tiga jalur dalam ajaran Hindu. Yantra mewakili jalan pengetahuan (Jnana Marga), Mantra mewakili jalan pengabdian (Bhakti marga), Tantra mewakili jalan tindakan (Karmasanyasmarga).
Jenis utama Sadhana
Pengulangan Nama | |
|
|
|
|
Dialog | |
|
|
|
|
Abstain / Puasa | |
|
|
|
|
|
|
|
|
Mempelajari teks-teks suci | |
Seva (melayani sesuatu yang tidak menarik) |
|
Pemujaan |
|
|
|
|
|
|
|
Perenungan | |
|
|
|
Selain sadhana yang disebutkan diatas, masih ada beberapa sadhana yang dilakukan oleh orang-orang, yang mempelajari aliran kiri, tata caranya sangat rahasia, hanya diturunkan dari Guru kepada muridnya:
- Patra Sadhana (persembahan ritual). Ada 324 jenis Patra Sadhana
- Sava Sadhana (melakukan ritual dengan duduk di atas mayat)
- Smashan Sadhana (melakukan ritual di kuburan atau tempat kremasi, biasanya tengah malam)
- Pancha Munda Sadhana. (melakukan ritual dengan menduduki lima tengkorak)
Pancha Makara
Selain itu ada sadhana yang disebut dengan Pancha makara yang ditujukan agar orang-orang biasa bisa berlatih Yoga Sadhana di tengah-tengah kenikmatan duniawi dan kemudian secara bertahap akan mengurangi konsumsi anggur, daging, ikan, dll. Tidak terlalu memanjakan diri dalam aktivitas seksual; dan setelah belajar menahan daya pikat dari aktivitas ini maka dia akan memasuki praktik halus meditasi Tantra.
Pancha Makara juga dikenal sebagai bentuk Lima M, dalam Sadhana ini lima elemen M ini dimurnikan dan kemudian diberi energi oleh mantra, dan bersama dengan identifikasi keilahiannya sendiri, Praktisi akan mampu untuk menggabungkan antara hubungan ilahi dengan kosmik Shakti.
Pancha Makara sendiri adalah sebagai berikut:
Madya (anggur) |
Mewakili nektar ilahi yang disebut Amrita. Ini akan mengubah Tattva Api. Nektar dewa ini, menetes dari kelenjar yang berada di otak, menuju ke ujung lidah, dan bisa dijebak dengan cara menggunakan sadhana Khechari Mudra. |
Mamsya (daging) |
Mewakili cara mengontrol ucapan, diam tidak berbicara. Ini akan Mengubah Tattva Udara. Dengan mengontrol bicara. Ini melambangkan teknik Khechari Mudra, dimana lidah ditelan kembali seperti memakan daging. |
Matsya (ikan) |
Mewakili Nadi Ida dan Pingala, yang dikendalikan oleh Praktisi, melalui praktik Pranayama. Ini akan mengubah Tattva Air. Nadi Ida dan Pingala, dikendalikan melalui sadhana Pernafasan pranayama. Mereka divisualisasikan sebagai, struktur berbentuk angka 8 yang terjalin, seperti bentuk dua ikan. |
Mudra (biji-bijian) |
Mewakili kumpulan teknik spiritual, tetapi juga dianggap postur tubuh yang tegak. Ini akan mengubah Tattva Tanah. Kumpulan spiritual, gerakan yang diambil dengan teknik mudra tangan dan tubuh, saat Kundalini diaktifkan akan melewati saluran pusat, Sushumna Nadi. |
Maithuna (persatuan antara Pria dan Wanita) |
Ini adalah konsep Sadhana Pancha Makara, yang paling disalahpahami, karena bahasanya mengartikan sebagai hubungan seksual, antara pria dan wanita, atau lebih ke pelepasan seksual wanita. Maithuna secara harfiah memiliki arti persatuan, ini merupakan penyatuan dewi Kundalini dengan Siwa. Mengubah Tattva dari Eter. ini akan meningkatkan kundalini ke chakra Sahasrara. |
Dalam Panchamakara Sadhana, sifat halus dari setiap elemen diketahui dan diikuti dengan kebangkitan Kundalini dan segala bentuk konsekuensi kenaikannya. Di sini Praktisi akan mengalami pengetahuan sempurna tentang dunia mikrokosmik dan secara internal akan mampu untuk menggunakan sifat-sifat dari setiap elemen. Ketika Kundalini mencapai Visarga Bindu, maka Praktisi akan diberkati dengan nektar para Dewa.
Dunia mikroskopik hanyalah sebuah realitas terbatas, Sadhana dilakukan tergantung pada level mana ada diri, pemahaman lengkap tentang level mikrokosmik, akan memberikan pemahaman tentang semua dunia, yang berada di level-level halus, level-level yang memiliki representasi yang sama di ruang makrokosmos. Setelah pendakian ke Visarga Bindu, Kundalini mulai turun, sekali lagi mengunjungi semua dunia halus ini.
Pada pencapaian tempat tinggal asli Kundalini di Muladhara Chakra, maka praktisi sekarang mampu memahami dunia dengan kesadaran baru, dan identifikasi dengan dewa, semakin dekat dan akan mendekati kesempurnaan melalui sadhana.