We use affiliate links. If you purchase something using one of these links, we may receive compensation or commission.
Energi yang gratis dan mudah didapatkan, sudah ada semenjak manusia hidup pertama kali di Bumi. namun, hanya sebagian orang yang mampu, untuk memanfaatkanya, sebagai sumber kehidupan yang harmonis.
Energi yang berada di sekitar kita, sebut saja dengan Qi atau Chi Bumi, yang mana dipengaruhi serta di kendalikan oleh Qi Surga. Terwujud melalui potensi energi, Tanah, Air, dan Angin. Dengan memahami aturan, pola dan struktur Bumi itu sendiri, manusia akan mampu untuk memahami, bagaimana pola pembentukan alam, pegunungan, lembah, sungai dan tumbuh-tumbuhan, serta pengaruhnya terhadap kesejahteraan kehidupan manusia.
Kemampuan menyerap Qi dari alam dengan sadar, adalah keterampilan penting dalam pelatihan tentang Tao dan merupakan prasyarat agar mampu, untuk mengembangkan kekuatan internal yang sangat diperlukan, bagi para praktisi Alkimia internal tingkat lanjut.
Kepercayaan Tiongkok kuno, meyakini bahwa penghalang yang ada di alam semesta dan internal dari diri Praktisi Tao, harus dilebur terlebih dahulu, sebelum mampu secara efektif, menyerap energi dari lingkungan sekitar dan menggunakannya untuk mengisi kembali Qi Tubuh.
Bumi mampu menentukan kelimpahan panen, serta pengaturan stamina fisik Manusia. Baik panen maupun stamina fisik Manusia, tergantung juga pada perubahan siklus dari lima musim dan hubungannya dengan Lima Fase (kelahiran, pematangan, puncak, pembusukan, dan kematian). Melalui transformasi siklus alam, Bumi menyediakan dasar material untuk Lima Elemen, ketika mereka membangun bentuk fisiologis, tubuh manusia dan mengatur fungsi biologis jaringannya.
Bumi Sebagai Sisi Qi Yin
Menurut Praktisi Tao kuno, kualitas Qi Bumi itu sendiri, dianggap sebagai sisi Yin (berlawanan dengan kualitas energi Yang dari Surga). Inti pusat Bumi sendiri, mirip dengan inti pusat tubuh dari fisik tubuh manusia (Kutub Taiji), dan merupakan sisi Yang (karena mengandung api, panas, dan cahaya).
Qi Yang ini, kemudian menghasilkan Qi Yin, dengan mengubah bahan di sekitarnya agar berubah menjadi cair. Di sekeliling inti bumi, terdapat komposisi logam cair, yang berfungsi baik sebagai antena, maupun sebagai transistor untuk energi Yin .
Tradisi Tiongkok kuno, meyakini bahwa Roh Bumi (Roh Alam), memakan sifat dari elemen logam Yin Bumi. Itulah sebabnya, dalam tradisi Tao kuno, sebuah Gua yang dalam, mampu untuk mengumpulkan Qi Yin Bumi, sehingga banyak dicari sebagai tempat untuk meditasi transformasional.
Cahaya dan Panas Dari Bumi
Bumi memanifestasikan panas dan cahaya pada tingkat eksternal dan internal, yang dijelaskan sebagai berikut:
- Eksternal: Semakin besar intensitas sinar matahari, yang mampu diserap ke permukaan bumi, maka semakin besar jumlah panas dan cahaya, yang dipancarkan kembali dari permukaan bumi. Contoh cuaca berawan, akan mengurangi pengaruh panas matahari, dengan demikian cuaca akan cenderung membawa kesejukan.
- Internal: Panas, cahaya, dan kekuatan alam lainnya terkandung di dalam Bumi itu sendiri. Medan energi yang intens dari Matahari, akan menarik panas dan cahaya dari dalam Bumi, yang kemudian dipantulkan kembali ke Bumi oleh atmosfer. Panas dan cahaya ini terperangkap di dalam atmosfer Bumi, yang kemudian akan membentuk medan energi pelindung, di sekitar permukaan Bumi, yang mirip dengan medan Wei Qi di tubuh.
Hubungan Antara Surga dan Bumi
Hubungan yang berkelanjutan antara Surga dan Bumi, karena adanya pertukaran Qi yang konstan dari Yin dan Yang. Ketika Qi Bumi seimbang, maka tanaman akan tumbuh dan hewan akan berkembang. Kekuatan, dalam bentuk medan energi, diciptakan oleh integrasi yang harmonis, dari tiga kekuatan surga, yaitu Matahari, Bulan dan Bintang dengan tiga kekuatan Bumi, yaitu Tanah, Air dan Angin.
Kekuatan ini, akan bergerak di dalam, melalui tanah dan memanifestasikan dirinya dalam perubahan, serta perbedaan fitur fisik suatu tempat atau wilayah (topografi), seperti naik turunnya sebuah gunung, lembah, dan gurun. Energi ini akan mencakup berbagai medan elektromagnetik, radiasi bawah tanah, dan termoluminesensi (pancaran cahaya dan panas dari pusat Bumi).
Sementara praktisi Tao kuno, menganggap bahwa Bumi sebagai “pusat” (Zhong), tanah atau platform di mana kita berdiri, memandang ke luar ke enam arah ruang. Sama seperti ketika Surga, mendefinisikan gerakan kita melalui kehidupan dalam ruang dan waktu, Bumi kemudian mendefinisikan ruang di mana kita hidup, menyediakan medan Qi untuk kita, dengan terperangkap dalam batas-batas waktu.
Dalam simbologi Cina, Bumi dilambangkan dengan gambar bujur sangkar yang dindingnya menghadap ke empat arah mata angin (Utara, Selatan, Timur, dan Barat), Sedangkan Surga dilambangkan dengan gambar lingkaran, yang selalu menyelimuti medan energi Wuji.
Konsep hubungan Qi dari Surga dan Bumi ini sangat mendasar bagi Filsafat kuno Tiongkok, sehingga mata uang kerajaan dulu, juga ikut mencerminkan interkoneksi ini. Lingkaran koin, mewakili kanopi Qi dari surgawi, di sekitar Bumi yang mengekspresikan dirinya, sebagai siklus keabadian, tanpa awal juga akhir. Bagian tengah ada bujur sangkar yang melambangkan Bumi dibiarkan berlobang, mewakili ruang tak terbatas (Wuji) berasal dari pemahaman Tao, sebagai simbol segala sesuatu di bumi diciptakan.
Diyakini juga bahwa, permukaan internal Surga, akan berlaku juga di permukaan luar Bumi, sehingga memicu berbagai manifestasi kekuatan terestrial. Tindakan Surga (dikenal sebagai Yang Surgawi), bergerak sebagai gaya sentripetal, yang menyebabkan kontraksi Qi yang menghasilkan kondensasi, kabut, awan yang menguap, dan hujan.
Menurut Bab mengenai Energi Bentuk, dari Risalah tentang Tatanan Primal Segala Sesuatu, yang ditulis pada masa Dinasti Jin (265 – 420 M),
“Ada sebuah gerbang besar di alam semesta, dan bila dibuka Qi akan menyembur keluar, dikumpulkan dan disalurkan ke daratan. Gunung-gunung dan sungai-sungai tertentu, hidup melalui getaran kehidupan yang sebenarnya. Untuk menentukan, apakah suatu bentang alam memiliki getaran kehidupan yang sebenarnya, pertama-tama kita harus memeriksa kekuatan Qi nya. Energi akan berubah saat bergerak melalui Bumi, yang menyebabkan perubahan Qi, juga terjadi di Surga. Qi yang berubah saat bergerak melalui Surga, juga akan menyebabkan perubahan Qi yang terjadi di Bumi. Energi Surga bergerak di atas Bumi, mempengaruhi nasib dan perilaku semua orang. Tindakan manusia menimbulkan konsekuensi, yang mempengaruhi Qi Surga.”
Jaring Energi Bumi
Mirip seperti sistem jaring-jaring Qi Surgawi, yang tercetak di kosmos, jaring-jaring Bumi, juga saling terhubung secara besar-besaran, membentang di seluruh alam ini. Jaring-jaring duniawi ini kemudian, menghubungkan delapan arah Qi Bumi menjadi satu medan energi.
Praktisi Tao kuno percaya, bahwa jaringan Qi yang menyelimuti Bumi, berisi berbagai kepadatan atau sub-alam, yang keberadaan di dalamnya juga termasuk manusia ikut didalamnya, setelah mereka meninggalkan tubuh fisik mereka. Dunia ini diyakini sebagai alam Qi dan spiritual, di mana individu akan berada di dalam tubuh energi dan spiritual mereka, setelah kematian Tubuh Fisik.
Individu biasa diyakini, berada di alam yang lebih rendah dari jaring-jaring Qi Bumi, sedangkan individu yang telah cukup menyempurnakan Qi dan Shen, mereka bisa eksis di alam yang lebih tinggi di Bumi, serta hidup sebagai Dewa-Dewa di Bumi.
Setelah kematian fisik seseorang, rohnya akan naik ke alam yang lebih tinggi atau turun ke alam yang lebih rendah, sesuai dengan tingkat perkembangan spiritualnya selama hidup. Semakin halus dan bajik individu, semakin besar pula pemurnian tubuh Qi dan spiritualnya.
Dalam ajaran esoterik Tao kuno, Setelah seseorang mencapai penguasaan penuh, atas alam Qi dan spiritual, yang ada dalam berbagai tingkat Lima Elemen, dia bisa terus berlatih Qigong dan Shengong ke tingkat berikutnya. Latihan ini termasuk masuk ke dalam jaring-jaring Qi dan spiritual Bumi, untuk memperluas pengetahuan, kebijaksanaan, dan kemampuan berkomunikasi dengan makhluk abadi, pelindung terestrial yang ada di alam Qi dan spiritual, yang lebih tinggi dari jaring-jaring Bumi.
Energi Bumi Memiliki Tiga Alam
Matriks Qi Bumi terdiri dari tiga alam yang saling berhubungan: Alam Fisik, Alam Qi, dan Alam Spiritual. Ketiga ranah tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Alam Fisik
Kepercayaan Tao kuno menyatakan, bahwa tubuh fisik atau “materi” ada di dalam alam fisik (Dunia Materi Dimensi Ketiga). Ini adalah tingkat pengalaman yang memiliki bentuk dan substansi, serta bisa diakses melalui indera biasa. Ranah fisik mengekspresikan dirinya melalui interaksi orang, benda, dan peristiwa. Alam fisik tampak padat, karena bergetar pada frekuensi yang sama dengan materi. Segala sesuatu yang ada di alam fisik memiliki pasangan energi dan spiritual.
2. Alam Energi / Qi
Tubuh energi ada dalam alam energi (Dunia Dimensi Keempat). Ini adalah tingkat pengalaman, yang memiliki bentuk, tetapi tidak memiliki substansi (misalnya, mimpi, pikiran, keinginan), dan substansi tetapi tidak memiliki bentuk (misalnya, energi). Keberadaan alam energi timbul, dengan cara mengekspresikan dirinya, melalui manifestasi energi dari suara, cahaya (warna), dan medan elektromagnetik.
Dunia energi seperti cermin, yang tidak bisa memiliki bentuk, kecuali bila digabungkan dengan Dunia Roh yang membentuknya. Dunia energi bisa dipahami sebagai selembar kertas kosong, di mana segala sesuatu di Dunia Material dan Spiritual tercermin. Demikian juga, baik Dunia Fisik dan energi, adalah cermin yang mencerminkan, apa yang ada di dalam Dunia Spiritual.
3. Alam Spiritual
Tubuh spiritual ada di dalam Dunia Spiritual (Dunia Dimensi Kelima). Ini adalah tingkat pengalaman, yang tidak memiliki bentuk maupun substansi. Dunia Spiritual beresonansi pada keadaan yang lebih halus, serta lebih cepat daripada Dunia energi.
Para praktisi Tao kuno, juga mempelajari energi tak kasat mata, yang terkandung di dalam alam energetik dan spiritual, yang memengaruhi alam fisik. Melalui pengamatan ini, klasifikasi khusus dikembangkan, untuk menentukan jenis energi mana yang dapat dianggap positif, netral, atau destruktif. Klasifikasi khusus ini, yang kemudian melahirkan Sekolah Feng Shui Bentuk.
Pola Bumi Dalam Lima Elemen
Dinyatakan dalam Shu Jing (Buku sejarah), bahwa Surga menetapkan tatanan alam semesta dalam “Rancangan Besar”, dengan sembilan Divisinya. Yang pertama dari divisi ini adalah Lima Elemen. Konsep Lima Elemen, bukanlah serangkaian lima jenis dari materi dasar, melainkan pemahaman tentang hubungan lima proses energi. Dalam substansi atau fenomena individu apa pun, semua Lima Elemen hadir, dalam Proporsi yang lebih besar atau yang lebih rendah.
Para Praktisi Tao kuno, memandang Bumi sebagai sesuatu yang hidup dan dipenuhi dengan energi vital dari Lima Elemen. Mereka kemudian mulai mengamati, pola energi yang dimanifestasikan oleh Lima Elemen ini dan menentukan, bahwa Qi Alam serupa dengan Qi Manusia, dengan cara berikut:
- Kerangka: Sebagai formasi topografi dan geologis, mewakili sistem kerangka Bumi.
- Darah: Aliran air mewakili darah sebagai nadi kehidupan di Bumi.
- Panas: Api yang memancar dari inti Bumi, mampu mewakili kehangatan internal tubuh, yang menciptakan medan Wei Qi.
- Napas: Sirkulasi Udara/Angin yang mewakili napas Bumi.
- Pikiran: Sebagai energi yang ada di dalam dan di seluruh ruang tak terbatas (Wuji), dari bentuk material Bumi, dianggap sebagai wujud kesadaran Bumi.
Di dalam tubuh manusia, Qi Bumi berhubungan dengan kekuatan dan kekuatan energi, yang “diperoleh” dan dikembangkan di dalam organ internal, otot, saraf, dan sistem kerangka setelah lahir. Faktanya, semua perkembangan sel dan jaringan dipengaruhi oleh medan energi lingkungan. Energi lingkungan mencakup semua Qi, yang memancar dari mineral dan tanah di sekitarnya, tumbuhan, hewan, dan manusia. Ini juga mencakup energi yang dibawa ke dan dari suatu area oleh Air dan Angin.
Tiga Pusaka Bumi.
Tiga Pusaka Bumi, dibawa oleh naik turunnya lima transformasi iklim, Yin dan Yang (lima siklus pertumbuhan musiman), yang pada gilirannya disebabkan oleh Matahari, Bulan, dan Bintang. Setiap perubahan musim membawa hadiah, yang mampu mengubah hidup dan mempengaruhi pikiran, tubuh, emosi, dan jiwa.
Angin (cuaca) mencerminkan berbagai kondisi, serta transformasi energi dari langit dan dipandang sebagai bentuk, manifestasi duniawi dari suasana hati Surga.
Tiga Pusaka Bumi, seperti yang di percayai di Tiongkok kuno, dijelaskan sebagai berikut:
- Di (Qi Bumi): Pusaka ini terdiri dari Yin dan Yang, hubungan dari energi dan cahaya, yang bermanifestasi sebagai energi panas dan dingin yang berasal dari permukaan bumi. Qi Bumi bergerak di bawah tanah melalui urat energi, terakumulasi dan bermanifestasi dalam bentuk vegetasi lingkungan, tanah, gunung, dan gunung berapi.
- Shui (Qi Air): Pusaka ini terdiri dari hubungan energi dan cahaya Yin dan Yang, yang bermanifestasi sebagai energi panas dan dingin berasal dari lautan luas, danau, mata air panas, dan sungai di dunia.
- Feng (Qi Angin): Pusaka ini terdiri dari interaksi energi dan cahaya Yin dan Yang, yang bermanifestasi sebagai sirkulasi udara panas dan dingin, yang tercipta dari interaksi panas matahari dan permukaan planet. Interaksi ini mencakup semua formasi awan dan tekanan udara, seperti tornado, angin topan, badai petir, dll.
Kesimpulan
Energi Bumi (Qi Bumi) merupakan sebuah jaringan energi yang mempengaruhi kehidupan yang ada di permukaan Bumi. Mulai dari pembentukan struktur tubuh dan stamina manusia di lingkungan tersebut. Qi Bumi juga ikut membentuk lapisan energi yang menentukan manusia setelah meninggal, apakah akan turun dibawah jaring atau naik diatas jaring energi tersebut.